jatim.bawaslu.go.id – Surabaya. Bawaslu Jatim terus berupaya melibatkan masyarakat dalam pengawasan Pemilu. Kali ini, Bawaslu Jatim mengajak sekitar 1500 pekerja seni dari seluruh penjuru Jawa Timur untuk terlibat mengawasi Pemilu.
Dalam acara Serambi Budaya Pengawasan yang digelar di hall Convection & Exhibition Grand City Mall Surabaya, Ketua Bawaslu Jatim, Moh. Amin, M.Pd.I menyatakan bahwa tujuan mengajak pekerja seni dikarenakan para seniman memiliki adab yang bagus, jiwa kesenian dan sastra di dalam dirinya.
“Persoalan apapun jika yang menghadapi adalah seniman atau budayawan, sekejam apapun kritik yang disampaikan, yang menerima kritik tidak akan marah malah tertawa”, katanya.
Amin percaya bahwa seniman dan budayawan bisa mengawal Pemilu terutama guna menolak hoaks dan money politik.
“Money politic itu ibarat nasi pecel. Sangat sulit melarang orang untuk tidak makan pecel. Demikian juga dengan sulitnya melarang money politic“, jelasnya.
Namun demikian, Amin berharap pekerja kesenian untuk terlibat bersama sama saling mengingatkan bahaya politik uang. “Politik uang yang saya ibaratkan dengan nasi pecel itu akan berbahaya dan kena asam urat”, analoginya.
Serambi Budaya Pengawasan yang berlangsung meriah itu dikemas dengan beragam penampilan. Mulai dari atraksi pencak silat, tarian Saman Sintong dari Madura, Penampilan Reog Penorogo, hingga juga pembacaan puisi dan Orasi budayawan D. Zawawi Imron. Seluruh peserta memakai pakaian adat khas Jawa Timur.
Acara dipungkasi dengan Deklarasi para pekerja seni menolak politik uang, melawan hoax dan akan mendukung kerja Bawaslu dalam melakukan pengawasan.