jatim.bawaslu.go.id – Bojonegoro. Pemuda punya peranan penting bagi masa depan politik di daerah maupun nasional. Karena itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bojonegoro menghelat acara bertajuk “Pemuda Mengawasi, Demokrasi di Hati”. Sebuah tajuk yang muda-mudi sekali bukan.
Acara tersebut diselenggarakan selama dua hari pada 3 dan 4 Desember 2018, di Dewarna Hotel Bojonegoro. Tujuan utama acara ini adalah mengajak masyarakat umum, khususnya para pemuda, untuk turut serta mengawasi Pemilihan Umum 2019 mendatang.
Pada 2019 mendatang, Indonesia akan mengadakan Pemilu serentak. Tak hanya memilih Presiden dan Wakil Presiden saja, Pemilu 2019 juga untuk memilih anggota DPRD, DPRD Provinsi, DPD dan juga DPR RI. Pemilu serentak 2019 akan menjadi pesta demokrasi terbesar sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Bawaslu sendiri punya tugas untuk mengawasi dan mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu. Berangkat dari itu, Bawaslu berharap masyarakat punya peran dan partisipasi aktif dalam pengawasan Pemilu.
Acara “Pemuda Mengawasi, Demokrasi di Hati” ini adalah bentuk pengembangan pengawasan partisipatif dan diharapkan untuk mengajak masyarakat, terutama anak muda untuk bersama-sama mengawasi Pemilu 2019.
Peserta yang hadir di acara ini mayoritas anak muda berusia di bawah 25 tahun. Kebanyakan mahasiswa yang ada di Bojonegoro. Selain mahasiswa, ada pula komunitas dan juga organisasi masyarakat. Pada akhir acara yang berlangsung selama dua hari ini Bawaslu Kabupaten Bojonegoro Bersama seluruh peserta mendeklarasikan Pemuda Mengawasi.
Menurut Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu Kabupaten Bojonegoro, Alfian, pemuda punya peran penting dalam Pemilu 2019. Selain sebagai pemilih, pemuda Bojonegoro juga diharapkan berpartisipasi untuk mengawasi berbagai pelanggaran yang terjadi selama masa kampanye maupun saat berlangsungnya pemilihan umum.
“Kami yakin para pemuda punya rasa nasionalisme dan idealisme yang tinggi. Sehingga, ketika dilibatkan dalam pengawasan, semangat mereka sangat tinggi”, tutur Alfian.
Selain persoalan pelanggaran Pemilu, para pemuda juga diharapkan untuk menggunakan hak pilihnya. Jangan sampai hak pilihnya tak digunakan pada bulan Mei 2019 nanti alias golput. Suara pemuda atau generasi milenial memiliki pengaruh besar dalam kontestasi Pemilu 2019 nanti. Oleh sebab itu, Alfian berharap jika para pemuda di Bojonegoro ini tidak apatis.
“Apatisme itu wajar, tak hanya pemuda tapi juga di usia-usia yang lain. Kami punya tugas untuk memastikan para pemuda itu mau menggunakan hak pilihnya karena suara mereka berperan dalam menentukan masa depan Indonesia”, tambah Alfian.
Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Bojonegoro ada sekitar 1 juta pemilih yang akan menggunakan haknya pada Pemilu 2019. Pada Pemilu sebelumnya jumlah golput berada pada angka 24,4 persen. Jika melihat tren di sejumlah daerah, angka golput di Bojonegoro diprediksi akan kembali menurun.
Pelibatan pemuda dalam pengawasan Pemilu memang sangat penting. Pemuda menjadi garda terdepan dalam mengawasi penyelenggaraan kampanye sekaligus menyukseskan pemilihan umum. Jadi, buat bagi kalian anak muda, Yuk awasi Pemilu 2019 dengan seksama. Jangan biarkan pelanggaran merajarela.
Gunakan hak pilih kamu juga ya, jangan golput!